Kenapa kedua mata mu tetap meneteskan air mata?
padahal engkau berusaha membendungnya
dan kenapa hati mu senantiasa gundah gulana?
padahal engkau telah menghiburnya
Apakah orang yang mabuk cinta
menyangka bahwa api cinta
mampu menutupi nyalanya
diantara tetesan air mata
dan hati yang terbakar membara
Andaikan tak ada cinta yang menggores qalbu
tak mungkin engkau mencucurkan air mata mu
meratapi puing-puing kenangan masa lalu
berjaga mengenang pohon dan gunung yang kau rindu
Bagaimana kau dapat mengingkari cinta
sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara
Duka nestapa telah membentuk garisnya
isak tangis dan lemah tak berdaya
bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada pipi
Memang benar bayangan orang yang ku cinta
selalu hadir membangunkan tidur ku untuk terjaga
dan memang cinta menjadi penghalang bagi si empunya
antara dirinya dan kenikmatan cinta yang berakhir derita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar